Cegah Krisis Kemanusiaan Afghanistan, China dan Rusia: Cair dan Serahkan Aset Miliaran Dolar Afghanistan

- 13 Oktober 2021, 13:48 WIB
Ilustrasi kondisi ribuan warga Afghanistan yang ditampung di Bandara Al-Udeid, Qatar.
Ilustrasi kondisi ribuan warga Afghanistan yang ditampung di Bandara Al-Udeid, Qatar. / Pixabay/ Wikilmages/

JurnalAmbon.com,-Kelompok 20 (G20) sepakat bekerja sama dengan kelompok Taliban untuk menghindari krisis kemanusiaan di Afghanistan.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi menilai upaya koordinasi tersebut setelah kelompok Taliban menjadi tuan rumah pertemuan puncak darurat.

Uni Eropa, pada Selasa, telah menjanjikan satu miliar euro ($ 1,2 miliar), digunakan untuk kebutuhan kemanusiaan yang mendesak di Afghanistan.

Baca Juga: Kementerian PANRB Larang PNS dan ASN Cuti dan Bepergian Selama Libur Maulid Nabi

Selain Afghanistan, juga bantuan untuk negara-negara tetangga yang menampung warga Afghanistan yang telah melarikan diri sejak Minggu, 15 Agustus 2021.

“Pada dasarnya ada konvergensi pandangan tentang perlunya menangani keadaan darurat kemanusiaan,” kata Mario Draghi seperti dikutip JurnalAmbon.com dari Aljazeera, Rabu, 13 Oktober 2021.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, PM India Narendra Modi dan sejumlah pemimpin Eropa bergabung dalam KTT virtual yang berlangsung saat kelompok Taliban mengadakan pembicaraan tatap muka pertama dengan delegasi AS-Uni Eropa di Qatar.

Baca Juga: Soal Prosedur Pencegahan Kekerasan Seksual, Menag: Saya Akan Bahas di Pertemuan Rektor PTK Se Indonesia

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin hanya mengirim perwakilan daripada menghadiri sendiri.

Mario Draghi mengatakan ketidakhadiran kedua pemimpin itu tidak mengurangi pentingnya pertemuan yang diselenggarakan Italia, koordinator G20 saat ini.

“Ini adalah respons multilateral pertama terhadap krisis Afghanistan... multilateralisme akan kembali, dengan susah payah, tetapi akan kembali lagi,” ucapnya.

Sejumlah kesepakatan tentang perlunya mengatasi krisis di Afghanistan, yakni aset negara di luar negeri telah dibekukan, bank kehabisan uang, pegawai negeri belum dibayar, dan harga pangan melonjak.

Baca Juga: Sejarah Lengkap Lionel Messi di Barcelona Hingga Pindah ke PSG, Bikin Haru!

"Untuk berdiri dan menyaksikan 40 juta orang terjun ke dalam kekacauan karena listrik tidak dapat disuplai dan tidak ada sistem keuangan, itu tidak dapat dan tidak boleh menjadi tujuan komunitas internasional," kata Kanselir Jerman Angela Merkel kepada wartawan.

Uni Eropa mengimbau supaya uangnya harus masuk organisasi internasional di lapangan ketimbang diterima kelompok Taliban.

Upaya G20 tersebut akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi akan ada bantuan langsung antar negara.

Baca Juga: Jadwal Acara TV, Kamis, 14 Oktober 2021: RCTI Calo Cinta, MNCTV Cinta Sebening Embun, Hingga Gladiator GTV

Mario Draghi mengaku keterlibatan kelompok Taliban sangat penting untuk menyalurkan bantuan.

"Jika mereka tidak ingin kita masuk, kita tidak akan masuk," kata Draghi.

Draghi mengaku bahwa berkoordinasi dengan kelompok Taliban bukan berarti mengakui pemerintahan mereka dan bahwa Taliban akan dinilai berdasarkan perbuatan mereka, bukan kata-kata mereka.

Mario Draghi mencatat dunia sangat prihatin dengan nasib perempuan di negara miskin itu. “Saat ini kami tidak melihat kemajuan,” kata Draghi.

Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan itu, para pemimpin G20 meminta kelompok Taliban untuk menangani kelompok garis keras yang beroperasi di luar negeri.

Baca Juga: Orang Kidal Lebih Cerdas dan Kreatif, Mengapa Tangan Berhubungan Dengan IQ?

Gedung Putih mengatakan para pemimpin telah membahas kebutuhan kritis untuk mempertahankan fokus laser pada upaya kontraterorisme yang berkelanjutan, termasuk terhadap ancaman dari ISIS-K.

Menjelang pertemuan itu, China menyerukan agar sanksi ekonomi terhadap Afghanistan dicabut dan miliaran dolar aset internasional Afghanistan dicairkan dan diserahkan kembali ke Kabul.

Amerika Serikat dan Inggris, menolak upaya pencairan sejumlah aset Afghanistan yang ditahan dan tidak disebutkan masalah itu dalam pernyataan akhir.***

Editor: M Sofyan Hatapayo

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini