Kemenag Sebut PBAK Harus Diperkuat Dengan Moderasi Keberagaman

- 2 September 2021, 18:56 WIB
Potret Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Suyitno. Kamis 2 September 2021.
Potret Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Suyitno. Kamis 2 September 2021. /Youtube/Pendis Channel/


JurnalAmbon.com,-Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag Suyitno mengatakan setiap pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) harus diberi penguatan pengetahuan moderasi beragama. 

Hal tersebut dikatakan Kemenag Suyitno saat menghadiri PBAK Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung Kamis 2 September 2021.

Selain itu, penyampaian Suyitno, melalui aplikasih Zoom yang ditayangkan secara langsung pada kanal YouTube serta fanpage Facebook UIN Raden Intan Lampung.

Baca Juga: 19 Nama Bayi Muslimah Berawalan Huruf K Beserta Karakternya

Suyitno menjelaskan moderasi beragama ini diperkuat lantaran keterkaitannya sangat sensitif jika mahasiswa tidak membiasakan diri untuk saling menghargai dan saling memanusiakan.

“Ukhuwah itu harus dibangun. Persaudaraan antar umat manusia tidak bisa dinafikan. Semua dari kita saling ketergantungan. Moderat itu, keyakinan kita tidak luntur dan persaudaraan tetap terjaga,” kata Suyitno.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 3 September 2021: Leo Berenergi dan Virgo Menikmati Kebebasan

Dikutip JurnalAmbon.com dari laman Kemenag, Suyitno juga menegaskan moderasi itu tentang cara beragamanya, bukan agamanya. Indonesia itu terdiri atas 700 lebih suku, 1000 lebih bahasa, serta berbagai agama dan kepercayaan.

“Indonesia ini negara yang paling plural. Tidak ada cara lain, harus moderat,” ucap Suyitno.

Selain moderasi, Suyitno juga menjelaskan tentang integrasi keilmuan. Mengutip hadist Nabi, Suyitno mengatakan bahwa orang yang menginginkan dunia, perlu ilmu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 3 September 2021: Aries Jujur dan Taurus yang Kebingungan

Demikian juga orang yang menginginkan akhirat, hendaklah dengan ilmu. “Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu,” tuturnya. 

Rektor UIN Lampung Moh Mukri mengatakan, moderasi merupakan sesuatu keniscayaan. “Moderasi itu suatu keharusan. Moderasi sama dengan washatiyah. Orang yang di tengah harus tahu pinggir. Orang wasathiyah sangat menghargai perbedaan. Orang Indonesia harus memahami perbedaan,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Pernah Siaran Tiga Tahun dan Empat Bulan Lebih, Stasiun TV di Ambon dan Masohi Kena ‘Kartu Merah’

Rektor berpesan agar sivitas UIN dapat berpikir dan bertindak moderat. “Kita harus menghargai keragaman. Ini bekal, agar masuk UIN tidak radikal,” tambahnya.***

Editor: M Nurdin Kaisupy

Sumber: Menag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini